Perjalanan Mengapai Mimpi //21 JULI 2017


Perjalanan dari Jogja 

Awalnya tidak kepikiran akan melakukan trip sepanjang ini, apalagi saya dalam posisi masih kuliah. beberapa hari sebelumnya saya baru menyelesaikan kelas tatap muka dan masih banyak tugas-tugas kampus yang belum diselesaikan. Bisa dibilang untuk ikut trip ini, keputusannya sangat mendadak. selain merasa dapat teman yang sepemikiran, juga karena ada rasa percaya dengan Ric padahal belum pernah bertemu. Kenal Ric pun karena secara tidak sengaja melihat channel dia di list  bawah video yang lagi ku tonton.

Beberapa hari sebelumnya juga saya merasa kesindir dengan omongan dosen yang mempertanyakan project tugas akhirku, beliau mengatakan jangan sampai "project saya adalah project ilusi" karena kebanyakan orang Indonesia sangat master dalam membuat perencanaan, tapi hasilnya nol. yang punya ide keliling Indonesia pasti banyak, bahkan sudah ada beberapa orang melakukannya, tapi pertanyaannya adalah, apakah aku bagian dari "banyak orang" tersebut atau dari "beberapa orang" yang sudah melakukannya.

Orang Indonesia yang saya kenal kebanyakan sangat lama berpikir, banyak pertimbangan, banyak ketakutan, takut resiko, takut ini itu dan masih banyak hal lain. Ambil keputusan untuk melakukan trip ini tidak lama. Hari kamis sore, saya chat dengan Ric untuk menyemangati dia untuk melakukan trip ini, ada keinginan untuk ikut tapi belum berani mengutarakan. Sekitar jam 22.00an malam, dia banyak post insta story. Saat itu, langsung ngambil keputusan untuk melakukan trip ini, saya tidak mau menjadi bagian dari "banyak orang" yang master dalam perencanaan yang hanya ilusi.

Harga Tiket KA
Malam itu, saya berniat berangkatnya hari Senin, tapi saya bilang ke Ric, kalau dapat tiket murah hari Jumat, saya berangkat. Langsung hunting tiket di Traveloka dan ternyata berangkat hari Jumat lebih murah dari hari Senin. Tapi murahnya itu di akali dengan 2 kali perjalanan, darat dan udara. Pertama menggunakan Kereta Api dari Jogjakarta, dengan tiket seharga 219 ribu menuju Jakarta ke stasiun Pasar Senen Dalam.

Dengan semangat mengebu-gebu, tengah malam keluar untuk beli tiket kereta api dan juga tiket pesawat dari Jakarta ke-Medan.

Jumat pagi jam 8 saya sudah siap, bukan siap berangkat tapi sudah siap membereskan banyak hal. Karena keputusan ini mendadak. Datang ke-kampus, mencari tahu prosedur cuti kuliah, karena sudah tahu trip ini membutuhkan waktu yang lama, bisa 2 tahun atau lebih. Puji Tuhan, semua lancar. Dari kampus, langsung mencari aksesoris HP yang mendukung trip ini, kayak headset, kabel data, dan perlengkapan saya lainnya. Selain hal itu, saya juga buat janji dadakan dengan dokter gigi saya, saya pakai behel, dan rutin untuk kontrol setiap satu bulan, saya mau konsultasi apa bisa saya kontrolnya setelah di-Jogja lagi (perkiraan nya 6 bulan lagi), yang akhirnya disetujui dokter. tapi tetap, hari itu tarik kawan, ganti karet dan sebagainya. Saya cerita ini karena pengaruh dari ganti karet ini, 4 hari trip awal saya tidak bisa menikmati apapun, makanan, berbicara, semua terasa tidak enak.

my selfie
Setelah semua terasa beres, sore hari di antar teman ke Stasiun KA Jogja. Dengan rasa optimis, melangkah masuk di stasiun. check in, duduk santai di ruang tunggu dan sesekali mengajak ngobrol orang disebelah, di Jogja hal ini lumrah dan biasa dilakukan ditempat publik. Setelah mereka pergi, akupun iseng mengambil gambar selfie, pikir ku "gimana wajah ku setelah 2 atau 3 tahun lagi melakukan perjalanan keliling Indonesia ini". Selfie bukan hal yang biasa aku lakukan sebelumnya, agak malu tapi ya, aku berhasil mengambil 1 gambar yang menggelikan, ekspresi aneh. 

Setelah menunggu, kra-kira setengah jam, kereta kita pun tiba. Saya bergegas, mengangkat carrier dan daypack saya. Melihat karcis dan nomor kursi saya, karena tidak terlalu sering naik kereta api, saya pun bertanya kepada petugas KA nya, gerbong saya sebelah mana dan lewat mana. 

Stasiun KA Tugu Jogja
Kurang dari 5 menit, saya pun sudah duduk manis di dalam kereta api. Di sebelah, ada anak Papua yang namanya saya lupa (my weakness, mengingat nama), dia mau liburan di Jakarta, di depan ku ada pasangan suami istri yang berasal dari Palembang mereka ke-Jogja untuk liburan idul fitri dan berkumpul dengan keluarga yang masih di Jawa. Sekali lagi mendapatkan kemudahan, perjalanan jadi lebih menyenangkan karena ada obrolan, awalnya merasa agak berat melakukan perjalanan 8 jam ini.

suasana di dalam KA
Setelah 2 jam perjalanan, suasana didalam kereta pun mulai sepi. Hanya se-sekali ada yang lewat untuk kekamar mandi, Satu persatu penumpung mulai tertidur. Diri sendiri pun mulai ngantuk, efek hanya duduk dan tidak berbuat apa-apa. Yang disebelah juga sudah mulai sibuk dengan HP-nya, tentu tidak sopan menyela kesibukan orang. Pilihannya, mencari posisi nyaman untuk istirahat seperti yang lainnya. Kelas ekonomi tentu ndak se-nyaman kasur dirumah.
Kursi yang terlalu tegak, tempat duduk yang agak sempit, ruang untuk kaki yang kecil, harus pandai cari posisi, biar tidak mengganggu 3 lainnya. Tentu mereka juga ingin nyaman, tapi harus berbagi ruang. Posisi kursi ku yang persis disebelah pintu keluar masuk juga menambah ketidaknyaman. Selain karena penumpang yang lewat-lewat, suara dan getaran kereta pun sangat berasa.

Jam 03.40 tiba juga di Stasiun Pasar Senen Dalam, Jakarta. Kenyamanan, ketenangan di Jogja pun mulai sirna sedikit demi sedikit. Turun kereta api sendiri dengan bawaan carrier yang besar, perempuan pula, bukan hal yang mudah. Ditambah dengan cerita ini itu dari utara selatan timur dan barat, langsung pasang benteng was-was. Karena tidak lucu di hari pertama keluar kandang langsung jadi santapan. Karena menghindari pandangan orang-orang di stasiun, saya langsung memutuskan untuk langsung pesan Gojek. Kaget banget, ternyata sangat jauh dari Stasiun KA Senen Dalam ke-Bandara Soekarno Hatta. Dan biaya gojeknya pun tidak murah.

Keluarga Pak Aris
Saya pribadi yang berusaha selalu berpikiran positif, ketika banyak isu-isu tidak enak tentang sesuatu, biasanya tidak langsung percaya. Saat pesan Gojek, bapaknya minta untuk ketemunya jangan di stasiun. Saya heran, saya bayar loh, curiga? iya, takut? iya. Tapi karena saya pikir masih ramai daerah yang di maksud, saya pun tetap pergi. Jalan sekitar 5 menit, akhirnya si bapak pun ditemukan. Karena rasa penasaran dan sedikit komplain, saya langsung bertanya sama si bapak. Singkat cerita, transportasi online belum diterima dengan baik di Jakarta.

Pak Aris, dia orang pertama yang jadi saudara selama trip ini. Jika beliau ada waktu, dia sempatkan bertanya kabar, mengirim foto keluarga nya. Beliau juga berasal dari Jawa Tengah, saya tidak heran dengan keramah-tamahan orang Jawa Tengah. 

Saya tidak pernah bercerita saya lagi Keliling Indonesia awalnya, semua mengalir saja seperti kebiasaan orang Jawa. setelah 2 minggu trip beliau baru tahu apa yang saya lakukan bersama KIG. Dan langsung menawarkan rumahnya di Jakarta, jika kita kesana. 

terima kasih Pak Aris, karena bapak, Jakarta tetap berkesan di hati saya. Karena bantuan bapak, saya selamat sampai tujuan, Bandara Soekarno Hatta. Sampai Jumpa lain waktu..
Perjalanan saya masih harus dilanjutkan, saya yakin banyak orang diluar sana yang baik, karena awal yang baik menambah percaya diri untuk terus melanjutkan perjalanan ke-Medan.
Sampai jumpa di Medan...

Untuk melihat keseruan trip KIG, 
kalian bisa kunjungi channel youtube dan Instagram kami;

Instagram:
Ricsnt
Nex Carlos
Travelgirl_jyp

Nikmati perjalanan kami


Yuk Piknik!!!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Keliling Indonesia Gratis

MANDI DI SUNGAI //23 JULI 2017